Sabtu, 11 Januari 2014

Ilmu Sosial Dasar (Tulisan 5)

Tangkuban Parahu

Objek wisata yang kami kunjungi kali ini masi di sekitar daerah Bandung. Tepatnya di Tangkuban Parahu. Kami sekeluarga memang sangat senang berwisata. Kami berwisata tentunya menunggu kami semua sudah libur dari aktifitas kami sehari-hari.
 
Pada hari itu sebelum ke Tangkuban Parahu, hari sebelumnya pada saat mau berangkat kami memilih untuk berangkat di siang hari. Lalu kami tiba di Lembang untuk mencari sebuah penginapan. Tapi sulit sekali kami mencari tempat untuk menginap semalam. Akhirnya kami mendapatkan tempat penginapan. Tempat menginap kami dekat dengan Observatorium Bosscha. Pada saat malam hari tepatnya pukul 23.00 bapak saya mengajak kami untuk berjalan-jalan malam dengan berjalan kaki.


Kami melihat-lihat penginapan sekitar. Lalu kami pergi kesuatu penginapan yang letaknya di seberang  jalan. Penginapan tersebut masuk ke sebuah gang. Gang tersebut sangat gelap dan ditumbuhi pohon-pohon yang sangat tinggi. Suhu semakin dingin disana pada saat malam hari. Kami berempat jalan bersama. Ibu dan bapak saya berjalan di depan duluan, lalu saya dan adik saya berjalan mengikuti dibelakang sembari kami berdua bercanda.  Tiba-tiba dari sebuah semak-semak dari samping kiri saya ada yang tertawa. Bukan saya saya saja yang mendengar tetapi adik saya juga.
Lalu kami ketakutan dan lari mengajar orang tua kami. Kami menceritakan apa yang kami dengar tetapi mereka tidak percaya. Setelah puas berjalan-jalan malam, lalu bapak kami membelikan kami jagung bakar. Indah dan saya sangat senang sekali. Setelah kenyang lalu kami pulang ke penginapan dan istirahat. 

Keesokan harinya, pagi hari kami sudah rapih dan bersiap pergi menuju tangkuban parahu. Saya senang sekali. Peralanan menuju kesana juga indah berliku-liku. Ditengah perjalanan hutan menuju Tangkuban Parahu kami sudah bisa mencium bau belerang yang cukup menyengat hidung. 

Tidak lama, akhirnya kami sampai juga di sana. Indah sekali pemandangannya. Sejarah mengatakan bahwa gunung ini dulunya adalah sebuah kapal besar yang terbalik bertahun-tahun lalu menjadi gunung. Cerita yang sangat menarik dan unik. Begitu banyak cerita mitos dan legenda di tempat ini.
Sangat indah tetapi jika terlalu lama di pandang juga menjadi menyeramkan. Lalu kami melanjutkan perjalanan kami ke Kawah Domas. Menuju kesana kita harus berjalan kaki. Menyenangkan sekali berjalan kaki di tengah hutan. Cukup jauh menurut saya yang tidak biasa melakukan hal ini.

Sampai juga di Kawah Domas, banyak orang-orang sedang berendam di airnya, ada juga yang menggunakan lumpurnya sebagai lulur. Merek bilang dapat menghaluskan kulit. Saya pun ikut-ikutan. Lalu bapak saya membeli telur ayam mentah dan merebusnya di sumber air  panas menyenangkan sekali sayu pun kembali ikut-ikutan. Ternyata telurnya matang. Setelah telurnya matang kami lalu menyantapnya bersama-sama.

Itulah cerita saya di Tangkuban Parahu saya sangat senang dan bersyukur bisa pergi kesana bersama keluarga tercinta. Saya juga mengambil beberapa foto disana, berikut adalah foto-foto tersebut.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar