Tangkuban
Parahu
Objek wisata yang kami kunjungi
kali ini masi di sekitar daerah Bandung. Tepatnya di Tangkuban Parahu. Kami
sekeluarga memang sangat senang berwisata. Kami berwisata tentunya menunggu
kami semua sudah libur dari aktifitas kami sehari-hari.
Pada hari itu sebelum ke
Tangkuban Parahu, hari sebelumnya pada saat mau berangkat kami memilih untuk
berangkat di siang hari. Lalu kami tiba di Lembang untuk mencari sebuah
penginapan. Tapi sulit sekali kami mencari tempat untuk menginap semalam. Akhirnya
kami mendapatkan tempat penginapan. Tempat menginap kami dekat dengan
Observatorium Bosscha. Pada saat malam hari tepatnya pukul 23.00 bapak saya
mengajak kami untuk berjalan-jalan malam dengan berjalan kaki.
Kami melihat-lihat penginapan
sekitar. Lalu kami pergi kesuatu penginapan yang letaknya di seberang jalan. Penginapan tersebut masuk ke sebuah
gang. Gang tersebut sangat gelap dan ditumbuhi pohon-pohon yang sangat tinggi. Suhu
semakin dingin disana pada saat malam hari. Kami berempat jalan bersama. Ibu dan
bapak saya berjalan di depan duluan, lalu saya dan adik saya berjalan mengikuti
dibelakang sembari kami berdua bercanda. Tiba-tiba dari sebuah semak-semak dari samping
kiri saya ada yang tertawa. Bukan saya saya saja yang mendengar tetapi adik
saya juga.
Lalu kami ketakutan dan lari
mengajar orang tua kami. Kami menceritakan apa yang kami dengar tetapi mereka
tidak percaya. Setelah puas berjalan-jalan malam, lalu bapak kami membelikan
kami jagung bakar. Indah dan saya sangat senang sekali. Setelah kenyang lalu
kami pulang ke penginapan dan istirahat.
Keesokan harinya, pagi hari
kami sudah rapih dan bersiap pergi menuju tangkuban parahu. Saya senang sekali.
Peralanan menuju kesana juga indah berliku-liku. Ditengah perjalanan hutan
menuju Tangkuban Parahu kami sudah bisa mencium bau belerang yang cukup
menyengat hidung.
Tidak lama, akhirnya kami
sampai juga di sana. Indah sekali pemandangannya. Sejarah mengatakan bahwa
gunung ini dulunya adalah sebuah kapal besar yang terbalik bertahun-tahun lalu
menjadi gunung. Cerita yang sangat menarik dan unik. Begitu banyak cerita mitos
dan legenda di tempat ini.
Sangat indah tetapi jika
terlalu lama di pandang juga menjadi menyeramkan. Lalu kami melanjutkan
perjalanan kami ke Kawah Domas. Menuju kesana kita harus berjalan kaki. Menyenangkan
sekali berjalan kaki di tengah hutan. Cukup jauh menurut saya yang tidak biasa
melakukan hal ini.
Sampai juga di Kawah Domas,
banyak orang-orang sedang berendam di airnya, ada juga yang menggunakan
lumpurnya sebagai lulur. Merek bilang dapat menghaluskan kulit. Saya pun
ikut-ikutan. Lalu bapak saya membeli telur ayam mentah dan merebusnya di sumber
air panas menyenangkan sekali sayu pun
kembali ikut-ikutan. Ternyata telurnya matang. Setelah telurnya matang kami
lalu menyantapnya bersama-sama.
Itulah cerita saya di Tangkuban
Parahu saya sangat senang dan bersyukur bisa pergi kesana bersama keluarga tercinta.
Saya juga mengambil beberapa foto disana, berikut adalah foto-foto tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar