Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Kemiskinan
1. Carilah kasus yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan teknologi barat dan Indonesia
Hubungan Teknologi Astronomi barat dan Indonesia
Tanggal 7 Juni 1928. Tujuh puluh dekapan tahun lalu terjadi peristiwa penting dalam sejarah perkembangan ilmu
pengetahuan alam di Indonesia. Peristiwa Lembang itu, sebuah desa di pegunungan sebelah utara Bandung,
adalah tempat peresmian pemakaian teropong bintang besar, refraktor ganda Zeiss yang berdiameter 60 cm, di
Observatorium Bosscha.
Kegiatan di Observatorium Bosscha telah banyak dimulai bahkan sebelum teropog besar Zeiss berfungsi tahun
1928, berupa program pengamatan dengan teropong lebih kecil yang sudah berjalan aktif. Program utam yang
dijalankan adalah pengamatan sejumlah besar bintang ganda, survey bintang dalam Galaksi Bima Sakti di langit
selatan, pengamatan bintang variable, dan kerja sama dengan Dinas Topografi dalam studi geografi. Menjelang
tahun 1950 dibawah koordinasi Dr GB van Albada, berbagai aktifitas kembali berlangsung di Observatorium
Bosscha. Perhatian dari para astronom internasional pun berdatangan (termasuk dari Hertzprug dan Russel, dua
nama besar dalam astrofisika).
Analisis
Dengan adanya kerja sama antara pihak barat dan Indonesia dalam pembuatan Observatorium Bosscha di
Lembang sangat membantu perkembangan astrologi di tanah air. Pihak barat mengembangkannya di Indonesia
bahkan sebelum teropong besar Zeiss berfungsi. Adanya observatorium Bosscha dapat menarik perhatian para
astronom internasional salah satunya Hertzprug. Semoga saja kerja sama pihak barat dan Indonesia
kedepannya lebih maju lagi. Karena astronomi ini sangat penting dalam kehidupan manusia.
Referensi
2. Carilah kasus tentang peranan teknologi dalam mengatasi kemiskinan. Di analisis!
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bersama-sama dengan mitra kerjasamanya United
Nations Development Programme (UNDP) berinisiatif menyelenggarakan upaya untuk mengurangi kemiskinan
dengan mengedepankan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Karena kemajuan TIK, membuka peluang
bagi pengaksesan, pengelolaan dan pendayagunaan informasi dalam volume yang besar secara cepat dan
akurat. Kemudian pada perkembangan proyeknya dikenal dengan istilah ICT4PR (Information and
Communication Technology for Poverty Reduction), dengan programnya Pe-PP (Partnership for e-Prosperity for
the Poor). Belakangan teknologi informasi yang dikembangkan di masyarakat itu disebut telecenter.
Telecenter digunakan sebagai tempat dilaksanakannya kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat, antara lain berupa pelatihan peningkatan ketrampilan dan pengetahuan
serta pelaksanaan kegiatan ekonomi masyarakat setempat secara profesional dengan dukungan fasilitas dan
pengelola telecenter.
Analisis
Dengan diterapkannya TIK dalam sebuah desa di Kertosari, sangat membuat desa tersebut lebih maju dan
berkembang. Perlahan perekonomian di desa tersebut menjadi jauh lebih baik, juga banyak menciptakan
tenaga terampil baru. Mereka dibimbing dengan sangat baik sehingga mereka dapat menjalankan semua
perekonomian di desa dengan sangat baik dan profesional.
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar