Situ
Patenggang
Perjalanan saya kali ini adalah
ke sebuah objek wisata yang masih di daerah Bandung. Luar biasa sekali Bandung
ini, berkali-kali saya pergi ke Bandung tidak ada bosannya. Pemandangannya memang
luar biasa cantik dan membuat kita betah untuk berlama-lama dan selalu ingin
kembali kesana. Keindahannya selalu dirindukan.
Saya pergi ke Situ Patenggang bersama
keluarga tercinta. Perjalanan kami dimulai sejak pagi hari. Perjalanan cukup
jauh dan melelahkan. Kami langsung menuju objek wisata Situ Patenggang. Kami sampai
disana sekitar pukul 13.00. ketika saya tiba di depan danau saya selalu
dikejutkan dengan pemandangan yang sangat sangat menakjubkan. Lalu kami
berpiknik menggelar tikar di bawah pohon. Kami menyantap makan siang yang sudah
kami bawa. Makan siang sambil menikmati indahnya pemandangan danau yang luas
dan semilir angin yang sejuk tetapi membuat merinding kedingingan.
Setelah makan siang bapak saya
mengajak saya untuk menaiki perahu untuk mengelilingi danau. Awalnya saya ragu
dan takut, tetapi akhirnya tertarik juga. Menaiki kapal sangat menyeramkan saya
takut tenggelam. Akhirnya perahu melaju dengan perlahan. Luas sekali danau ini.
Kami diantar ke sebuah pulau dimana tempat tersebut merupakan letaknya sebuah
batu yang bersejarah yang dinamakan “Batu Cinta”. Tapi kami tidak singgah di
sana dan hanya melihatnya dari perahu karena bapak saya meminta untuk langsung
putar balik untuk pulang. Dikarenakan hari sudah mulai gelap dan kabut sudah
mulai turun. Saya sedikit takut karena kabut sudah mulai turun diikuti dengan
hujan yang cukup lebat. Tetapi kami masih ditengah danau.
Saya sangat kedinginan sampai
menggigil. Cukup lama kedinginan akhirnya sampai juga kedaratan. Kami langsung
berlari menuju parkiran dan masuk ke dalam mobil. Baju saya basah. Lalu kami
pergi meninggalkan Situ Patenggang menuju penginapan. Penginapan kami terletak
tepat di tengah perkebunan teh, indaaaaahhh sekali dan sangat dingin. Di penginapan
tersebut juga dilengkapi kolam renang dengan air hangat yang langsung dari
sumber mata air hangat. Air di kamar mandinya pun menggunakan air hangat yang
langsung dari gunung tanpa menggunakan mesin.
Malamnya kami pun menyalakan
api unggun untuk menghangatkan diri dan membakar jagung. Suhu dimalam hari
semakin dingin sampai napas saya mengeluarkan uap karena sangat dinginnya. Namun
sayang karena saya tidak kuat dingin pada akhirnya saya terus-terusan bersin.
Keesokan harinya pada pagi hari
saya berjalan-jalan sambil berolahraga bersama ibu saya mengelilingi perkebunan
teh. Subhanallah beruntung sekali saya bisa menikmati semua ini dan saya sangat
bersyukur luar biasa. Indah sekali dan sangat dingin. Lalu kami menyempatkan
diri untuk berfoto-foto.
Setelah puas berjalan-jalan
lalu kami pergi menggunakan mobil untuk berkeliling membeli duren. Nikmat sekali
membeli duren di pinggir jalan langsung makan disana. Maniiiiiiss sekali
rasanya. Haahh saya sangat puas dengan semua ini.
Lalu kami kembali ke
penginapan. Rasanya tidak lengkap jika tidak mencoba kolam renang air hangat. Ternyata
adik saya meminta untuk ditemani berenang. Ternyata menyenangkan sekali bermai
air dan berenang bersama-sama. Lalu saya meminta adik saya untuk mengajari saya
berenang. Maklum adik saya ikut les berenang jadi kemampuannya dalam berenang melebihi
saya. Lelah berenang akhirnya saya menyudahinya dan segera mandi.
Setelah rapih kami segera
bergegas untuk check out dari penginapan dan kembali pulang ke Bekasi. Pengalaman
ini sangat tak terlupakan dan saya berharap lain kali bisa berpergian dengan
mengajak seseorang yang saya cintai hehehe..
Berikut adalah foto-foto yang
saya ambil di sana