Rabu, 22 Oktober 2014

Tugas 3 Jurnalistik

Pro dan Kontra Obat Virus Ebola




Dikutip dari Media Indonesia, pemberian obat untuk virus ebola yang belum teruji itu menimbulkan perdebatan etika dan ditolak tenaga medis di lapangan.

Virus ebola telah menyebar di tujuh Negara. Virus ini sangat berbahaya dan mematikan. Virus Ebola adalah penyakit pada manusia yang disebabkan melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh hewan yang terinfeksi (bisanya monyet atau kelelawar buah).

Gejalanya biasanya dimulai dua hari hingga tiga minggu setelah terjangkit virus, dengan adanya demam, sakit tenggorokan, nyeri otot, dan sakit kepala. Biasanya diikuti dengan mual, muntah, dan diare, serta menurunnya fungsi liver dan ginjal. Pada saat itu, beberapa orang mulai mengalami masalah pendarahan.

Seluruh ilmuan didunia berlomba-lomba untuk menghasilkan obat untuk menangani kasus virus ebola yang dimana sudah menelan  ribuan korban jiwa. Seperti ketiga ilmuan ini yakni David Heymann, ilmuwan medis asal Inggris yang berperan menemukan virus Ebola di Zaire pada 1976, bersama dua koleganya, Peter Piot dan Jeremy Farrar, mendorong WHO untuk mengizinkan pemberian obat dan vaksin yang dikembangkan selama bertahun-tahun kepada para pasien Ebola di negara-negara Afrika Barat.

Namun persoalannya, obat-obatan dan vaksin yang diujicobakan pada monyet tersebut belum pernah diketahui hasilnya pada manusia.

Berikut adalah komentar Pro dari ketiga ilmuan tersebut:

"Pemerintah (negara-negara) Afrika juga seharusnya diizinkan mendapatkan informasi guna memutuskan apakah akan menggunakan produk-produk itu atau tidak untuk melindungi para pekerja medis yang berisiko besar terinfeksi Ebola," demikian pernyataan ketiga ilmuwan medis tersebut.


Kemudian, berikut adalah komentar kontra dari Philip M Rosoff, menyangkut masalah obat virus ebola:

"Penggunaan obat tanpa ada informasi apa pun pada manusia, baik itu berbahaya maupun menguntungkan, merupakan risiko berpikir yang keliru. Itu menjadi kesulitan yang bisa menjadi bencana lebih besar," kata Philip M Rosoff, Direktur Etika Klinis di Rumah Sakit Universitas Duke, AS.

Analisis saya:

Pemberian obat virus ebola ini seharusnya di uji coba kepada manusia juga, tidak hanya kepada hewan. Karena kita belum tahu bagaimana hasilnya apakah akan menjadi lebih baik atau lebih buruk. Mungkin saja obat Zmapp tersebut berhasil saat di coba kepada hewan tetapi belum tentu obat itu merespon baik pada tubuh manusia. Jadi, jelas saja banyak pihak yang menolaknya walau menurut saya tidak ada salahnya untuk dicoba ke manusia. Pihak lain yang kontra mereka bertindak sangat hati-hati dalam pemberian obat karena mereka takut obat itu akan berdampak buruk dan kembali menelan korban jiwa. Siapapun orang yang berhasil menemukan obatnya saya harap secepatnya obat itu di temukan, agar dunia bebas dari virus ebola yang mematikan ini. 

Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar