Pro dan Kontra Obat Virus Ebola
Dikutip dari Media Indonesia, pemberian obat untuk
virus ebola yang belum teruji itu menimbulkan perdebatan etika dan ditolak
tenaga medis di lapangan.
Virus ebola telah menyebar di tujuh Negara. Virus
ini sangat berbahaya dan mematikan. Virus Ebola adalah penyakit pada manusia
yang disebabkan melalui kontak dengan darah
atau cairan tubuh hewan yang terinfeksi (bisanya
monyet atau kelelawar
buah).
Gejalanya biasanya dimulai dua hari hingga tiga
minggu setelah terjangkit virus, dengan adanya demam,
sakit tenggorokan, nyeri otot, dan sakit kepala. Biasanya diikuti dengan mual,
muntah, dan diare, serta menurunnya fungsi liver
dan ginjal.
Pada saat itu, beberapa orang mulai mengalami masalah pendarahan.
Seluruh ilmuan didunia berlomba-lomba untuk
menghasilkan obat untuk menangani kasus virus ebola yang dimana sudah menelan ribuan korban jiwa. Seperti ketiga ilmuan ini
yakni David Heymann, ilmuwan medis asal Inggris yang berperan menemukan virus
Ebola di Zaire pada 1976, bersama dua koleganya, Peter Piot dan Jeremy Farrar,
mendorong WHO untuk mengizinkan pemberian obat dan vaksin yang dikembangkan
selama bertahun-tahun kepada para pasien Ebola di negara-negara Afrika Barat.
Namun persoalannya, obat-obatan dan vaksin yang
diujicobakan pada monyet tersebut belum pernah diketahui hasilnya pada manusia.
Berikut adalah komentar Pro dari ketiga ilmuan
tersebut:
"Pemerintah
(negara-negara) Afrika juga seharusnya diizinkan mendapatkan informasi guna
memutuskan apakah akan menggunakan produk-produk itu atau tidak untuk
melindungi para pekerja medis yang berisiko besar terinfeksi Ebola,"
demikian pernyataan ketiga ilmuwan medis tersebut.
Kemudian, berikut adalah komentar kontra dari Philip
M Rosoff, menyangkut masalah obat virus ebola:
"Penggunaan
obat tanpa ada informasi apa pun pada manusia, baik itu berbahaya maupun
menguntungkan, merupakan risiko berpikir yang keliru. Itu menjadi kesulitan
yang bisa menjadi bencana lebih besar," kata Philip M Rosoff, Direktur
Etika Klinis di Rumah Sakit Universitas Duke, AS.
Analisis saya:
Pemberian obat virus ebola ini seharusnya di uji
coba kepada manusia juga, tidak hanya kepada hewan. Karena kita belum tahu
bagaimana hasilnya apakah akan menjadi lebih baik atau lebih buruk. Mungkin saja
obat Zmapp tersebut berhasil saat di coba kepada hewan tetapi belum tentu obat
itu merespon baik pada tubuh manusia. Jadi, jelas saja banyak pihak yang
menolaknya walau menurut saya tidak ada salahnya untuk dicoba ke manusia. Pihak
lain yang kontra mereka bertindak sangat hati-hati dalam pemberian obat karena
mereka takut obat itu akan berdampak buruk dan kembali menelan korban jiwa. Siapapun
orang yang berhasil menemukan obatnya saya harap secepatnya obat itu di
temukan, agar dunia bebas dari virus ebola yang mematikan ini.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar