Selasa, 28 Oktober 2014

Tugas 4 Jurnalistik (Investigasi)

Minyak Gorengan Campur Plastik


          Gorengan adalah sebuah makanan yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Gorengan memiliki macam-macam variasi ada tahu, tempe, singkong, combro, oncom, cireng, bakwan, risols, pisang molen, dan ubi. Semua makanan tersebut kemudian diberi tepung lalu digoreng didalam sebuah minyak yang panas. 

       Gorengan memiliki banyak peminat dimana-mana. Kita dapat menemui pedagang gorengan hampir di setiap sudut kota. Makanan jajanan pinggiran jalan ini sangat nikmat sekali untuk dikonsumsi terutama disaat selagi panas baru digoreng kemudian dikonsumsi bersama dengan cabai yang pedas. 

         Makanan yang satu ini tentunya tidak mudah untuk kita hindari. Walau pun kita sudah tahu bahwa gorengan berbahaya bagi kesehatan tetapi tetap saja kita membelinya karena rsanya yang nikmat dan harganya yang ekonomis.

          Namun, seiring menaiknya bahan-bahan pokok seperti minyak goreng yang merupakan syarat wajib dalam pembuatan gorengan, banyak pedagang gorengan yang bertindak curang. Mereka ingin meminimalisir biaya pengeluaran dan mendapatkan pendapatan yang besar dengan jalan yang tidak baik.

         Jadi, ketika si pedagang memasukan tahu, tempe, bakwan, dsb dia juga memasukkan plastik kedalam penggoregan tersebut dan menggorengnya secara bersamaan. Renyah dan gurih menjadi kunci sukses bagi seorang pedagang gorengan. Dengan begitu dia mendapatkan untung yang lebih besar tetapi membahayakan kesehatan orang-orang yang membelinya. Mereka tidak mau rugi membeli minyak goreng dengan harga yang mahal. Dengan begitu renyahnya gorengan dapat bertahan lebih lama.

       Saya akan memberikan tips kepada Anda untuk membedakan mana gorengan yang menggunakan plastik dengan yang tidak menggunakan plastik.

Berikut adalah perbedaannya:

a. Gorengan yang dicampur dengan plastik seringkali terdapat bercak-bercak putih yang mengendap. Jika gorengan dibiarkan selama beberapa lama, gorengan tersebut masih kencang dan crispy. Sedangkan, gorengan yang tidak dicampur dengan plastik tidak terdapat bercak-bercak putih tersebut. Gorengan relatif lebih cepat lembek daripada gorengan yang mengandung plastik.
 



b. Gorengan yang dicampur plastik pada saat dibakar akan meneteskan sebuah cairan, cairan tersebut bersal dari lelehan plastik tersebut. Sedangkan, gorengan tidak di campur plastik tidak menunjukkan lelehan apapun.
 


          Disamping itu gorengan maut ini juga dapat mengundang berbagai penyakit mematikan kedalam tubuh kita. Secara umum plastik dibagi menjadi dua jenis termoset dan termoplastik. Termoset bila dipanaskan akan terjadi perubahan kimia dan molekul-molekulnya tidak dapat dibentuk kembali, sehingga tidak bisa didaur ulang. Sedangkan termoplastik dapat dipanaskan dan dibentuk, berulang-ulang atau dengan kata lain dapat didaur ulang. Plastik kresek, kemasan plastik berbahan polivinil klorida (PVC) dan kemasan makanan styrofoam berisiko melepaskan bahan kimia yang bisa membahayakan kesehatan. Monomer styrene yang tidak ikut bereaksi dapat terlepas bila berkontak dengan minyak panas atau makanan yang berminyak / berlemak / mengandung alkohol dalam keadaan panas. Meskipun bila residunya kecil tidak menimbulkan bahaya, jika ditimbun terus-menerus, senyawa tersebut dapat memicu berbagai penyakit.


           Seperti yang dikatakan peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Ani Retno, gorengan berplastik yang dikonsumsi dalam waktu lama sangat berpotensi menyebabkan kanker karena mengandung zat karsiogenik. 

         Gorengan yang dimasak dengan minyak goreng hasil pengulangan dalam suhu tinggi dan jangka waktu lama (deep frying) memberikan kontribusi tertinggi terhadap asupan asam lemak trans. Asam lemak jenis ini menjadi salah satu penyebab meningkatnya penyakit akibat penyumbatan pembuluh darah, salah satunya adalah penyakit jantung koroner atau dapat juga menyebabkan kelumpuhan karena rusaknya jaringan saraf dan kandungan yang paling berbahaya pada plastik tersebut, yaitu Bisphenol A (BPA), yang mampu merangsang pertumbuhan sel kanker atau memperbesar risiko keguguran kandungan.

          Kita sebagai manusia harus cerdas dalam memilih makanan jangan hanya mengikuti nafsu tetapi kita juga harus memikirkan kesehatan kita. Di zaman sekarang ini kita sudah sulit mencari pedagang gorengan yang jujur, walau pun masih ada beberapa yang jujur dan mengutamakan kebersihan tetapi tetap saja kita harus lebih berhati-hati dan lebih peka terhadap gorengan yang akan kita konsumsi.

Sumber



Rabu, 22 Oktober 2014

Tugas 3 Jurnalistik

Pro dan Kontra Obat Virus Ebola




Dikutip dari Media Indonesia, pemberian obat untuk virus ebola yang belum teruji itu menimbulkan perdebatan etika dan ditolak tenaga medis di lapangan.

Virus ebola telah menyebar di tujuh Negara. Virus ini sangat berbahaya dan mematikan. Virus Ebola adalah penyakit pada manusia yang disebabkan melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh hewan yang terinfeksi (bisanya monyet atau kelelawar buah).

Gejalanya biasanya dimulai dua hari hingga tiga minggu setelah terjangkit virus, dengan adanya demam, sakit tenggorokan, nyeri otot, dan sakit kepala. Biasanya diikuti dengan mual, muntah, dan diare, serta menurunnya fungsi liver dan ginjal. Pada saat itu, beberapa orang mulai mengalami masalah pendarahan.

Seluruh ilmuan didunia berlomba-lomba untuk menghasilkan obat untuk menangani kasus virus ebola yang dimana sudah menelan  ribuan korban jiwa. Seperti ketiga ilmuan ini yakni David Heymann, ilmuwan medis asal Inggris yang berperan menemukan virus Ebola di Zaire pada 1976, bersama dua koleganya, Peter Piot dan Jeremy Farrar, mendorong WHO untuk mengizinkan pemberian obat dan vaksin yang dikembangkan selama bertahun-tahun kepada para pasien Ebola di negara-negara Afrika Barat.

Namun persoalannya, obat-obatan dan vaksin yang diujicobakan pada monyet tersebut belum pernah diketahui hasilnya pada manusia.

Berikut adalah komentar Pro dari ketiga ilmuan tersebut:

"Pemerintah (negara-negara) Afrika juga seharusnya diizinkan mendapatkan informasi guna memutuskan apakah akan menggunakan produk-produk itu atau tidak untuk melindungi para pekerja medis yang berisiko besar terinfeksi Ebola," demikian pernyataan ketiga ilmuwan medis tersebut.


Kemudian, berikut adalah komentar kontra dari Philip M Rosoff, menyangkut masalah obat virus ebola:

"Penggunaan obat tanpa ada informasi apa pun pada manusia, baik itu berbahaya maupun menguntungkan, merupakan risiko berpikir yang keliru. Itu menjadi kesulitan yang bisa menjadi bencana lebih besar," kata Philip M Rosoff, Direktur Etika Klinis di Rumah Sakit Universitas Duke, AS.

Analisis saya:

Pemberian obat virus ebola ini seharusnya di uji coba kepada manusia juga, tidak hanya kepada hewan. Karena kita belum tahu bagaimana hasilnya apakah akan menjadi lebih baik atau lebih buruk. Mungkin saja obat Zmapp tersebut berhasil saat di coba kepada hewan tetapi belum tentu obat itu merespon baik pada tubuh manusia. Jadi, jelas saja banyak pihak yang menolaknya walau menurut saya tidak ada salahnya untuk dicoba ke manusia. Pihak lain yang kontra mereka bertindak sangat hati-hati dalam pemberian obat karena mereka takut obat itu akan berdampak buruk dan kembali menelan korban jiwa. Siapapun orang yang berhasil menemukan obatnya saya harap secepatnya obat itu di temukan, agar dunia bebas dari virus ebola yang mematikan ini. 

Sumber