Rabu, 05 November 2014

Tugas 5 Jurnalistik (Opini)



Tidak Bergaul Semasa Hidupnya, Tak Ada Tetangga Melayat Saat Meninggal

Kisah nyata ini terjadi di Kecamatan Taman, Kota Madiun. Tidak disebutkan namanya, sebut saja K. Pria yang meninggal, Sabtu (01/11/2014) ini tidak ada seorang tetangga dan kerabat yang melayatnya baik sebelum maupun setelah dimakamkan. Dikarenakan, semasa hidupnya K tidak pernah bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.

Normalnya, ketika seseorang meninggal dunia seharusnya banyak tetangga atau kerabat yang datang untuk bertakziyah tetapi dalam kasus ini tidak ada seorang pun dari tetangga maupun kerabat yang datang. Bahkan pihak keluarga harus sampai memohon kepada orang yang biasa merawat jenazah di  Kelurahan Josenan, Kecamatan Taman, Kota Madiun Yuwono untuk memberi doa sebelum jenazah diberangkatan dan seusai jenazah dimakamkan.

Menurut saya, berita ini sangat aneh. Dikarenakan, tidak ada satu pun tetangga atau kerabat yang mau atau berinisiatif untuk datang sekedar melayatnya. Kita sebagai manusia seharusnya memiliki sifat empati yang mendalam terhadap tetangga yang tertimpa musibah. Bukannya menghindar atau tidak datang hanya dikarenakan orang yang meninggal tersebut tidak pernah bersosialisasi. Alasan tersebut sangat tidak bisa saya terima. Kenal atau tidak kita terhadap orang yang meninggal kita harus tetap datang untuk memberikan penghormatan terakhir dan mendoakannya. Orang yang meninggal ini diperlakukan seolah-olah dia telah melakukan sebuah dosa besar yang sangat merugikan tetangganya. Saya tidak percaya ini benar-benar terjadi di dunia nyata, saya kira hanya ada di film. Saya merasa kecewa dengan sifat masyarakat yang seperti itu seolah-olah mereka tidak ikhlas untuk meluangkan waktunya melayat orang yang tak pernah besosialisasi dengan mereka.

Semoga kejadian ini tidak lagi terulang oleh masyarakat Indonesia, apalagi kita sebagian besar adalah umat muslim yang tahu betul bagaimana peran kita ketika ada tetangga atau kerabat yang meninggal dunia. Kita harus datang melayatnya, mendoakannya, dan membantunya. Jangan ada sifat egois di dalam diri kita, kita harus lebih peduli dan ikhlas dan percaya bahwa kebaikan kita di lihat dan dicatat  oleh Allah SWT.




Selasa, 28 Oktober 2014

Tugas 4 Jurnalistik (Investigasi)

Minyak Gorengan Campur Plastik


          Gorengan adalah sebuah makanan yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Gorengan memiliki macam-macam variasi ada tahu, tempe, singkong, combro, oncom, cireng, bakwan, risols, pisang molen, dan ubi. Semua makanan tersebut kemudian diberi tepung lalu digoreng didalam sebuah minyak yang panas. 

       Gorengan memiliki banyak peminat dimana-mana. Kita dapat menemui pedagang gorengan hampir di setiap sudut kota. Makanan jajanan pinggiran jalan ini sangat nikmat sekali untuk dikonsumsi terutama disaat selagi panas baru digoreng kemudian dikonsumsi bersama dengan cabai yang pedas. 

         Makanan yang satu ini tentunya tidak mudah untuk kita hindari. Walau pun kita sudah tahu bahwa gorengan berbahaya bagi kesehatan tetapi tetap saja kita membelinya karena rsanya yang nikmat dan harganya yang ekonomis.

          Namun, seiring menaiknya bahan-bahan pokok seperti minyak goreng yang merupakan syarat wajib dalam pembuatan gorengan, banyak pedagang gorengan yang bertindak curang. Mereka ingin meminimalisir biaya pengeluaran dan mendapatkan pendapatan yang besar dengan jalan yang tidak baik.

         Jadi, ketika si pedagang memasukan tahu, tempe, bakwan, dsb dia juga memasukkan plastik kedalam penggoregan tersebut dan menggorengnya secara bersamaan. Renyah dan gurih menjadi kunci sukses bagi seorang pedagang gorengan. Dengan begitu dia mendapatkan untung yang lebih besar tetapi membahayakan kesehatan orang-orang yang membelinya. Mereka tidak mau rugi membeli minyak goreng dengan harga yang mahal. Dengan begitu renyahnya gorengan dapat bertahan lebih lama.

       Saya akan memberikan tips kepada Anda untuk membedakan mana gorengan yang menggunakan plastik dengan yang tidak menggunakan plastik.

Berikut adalah perbedaannya:

a. Gorengan yang dicampur dengan plastik seringkali terdapat bercak-bercak putih yang mengendap. Jika gorengan dibiarkan selama beberapa lama, gorengan tersebut masih kencang dan crispy. Sedangkan, gorengan yang tidak dicampur dengan plastik tidak terdapat bercak-bercak putih tersebut. Gorengan relatif lebih cepat lembek daripada gorengan yang mengandung plastik.
 



b. Gorengan yang dicampur plastik pada saat dibakar akan meneteskan sebuah cairan, cairan tersebut bersal dari lelehan plastik tersebut. Sedangkan, gorengan tidak di campur plastik tidak menunjukkan lelehan apapun.
 


          Disamping itu gorengan maut ini juga dapat mengundang berbagai penyakit mematikan kedalam tubuh kita. Secara umum plastik dibagi menjadi dua jenis termoset dan termoplastik. Termoset bila dipanaskan akan terjadi perubahan kimia dan molekul-molekulnya tidak dapat dibentuk kembali, sehingga tidak bisa didaur ulang. Sedangkan termoplastik dapat dipanaskan dan dibentuk, berulang-ulang atau dengan kata lain dapat didaur ulang. Plastik kresek, kemasan plastik berbahan polivinil klorida (PVC) dan kemasan makanan styrofoam berisiko melepaskan bahan kimia yang bisa membahayakan kesehatan. Monomer styrene yang tidak ikut bereaksi dapat terlepas bila berkontak dengan minyak panas atau makanan yang berminyak / berlemak / mengandung alkohol dalam keadaan panas. Meskipun bila residunya kecil tidak menimbulkan bahaya, jika ditimbun terus-menerus, senyawa tersebut dapat memicu berbagai penyakit.


           Seperti yang dikatakan peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr. Ani Retno, gorengan berplastik yang dikonsumsi dalam waktu lama sangat berpotensi menyebabkan kanker karena mengandung zat karsiogenik. 

         Gorengan yang dimasak dengan minyak goreng hasil pengulangan dalam suhu tinggi dan jangka waktu lama (deep frying) memberikan kontribusi tertinggi terhadap asupan asam lemak trans. Asam lemak jenis ini menjadi salah satu penyebab meningkatnya penyakit akibat penyumbatan pembuluh darah, salah satunya adalah penyakit jantung koroner atau dapat juga menyebabkan kelumpuhan karena rusaknya jaringan saraf dan kandungan yang paling berbahaya pada plastik tersebut, yaitu Bisphenol A (BPA), yang mampu merangsang pertumbuhan sel kanker atau memperbesar risiko keguguran kandungan.

          Kita sebagai manusia harus cerdas dalam memilih makanan jangan hanya mengikuti nafsu tetapi kita juga harus memikirkan kesehatan kita. Di zaman sekarang ini kita sudah sulit mencari pedagang gorengan yang jujur, walau pun masih ada beberapa yang jujur dan mengutamakan kebersihan tetapi tetap saja kita harus lebih berhati-hati dan lebih peka terhadap gorengan yang akan kita konsumsi.

Sumber